Jumat, 01 Desember 2017

Tentang Kemandirian

Tentang Kemandirian

Bismillah...
Masih dalam rangka menjawab tantangan IIP, saya kembali menulis. Semoga selanjutnya dapat rutin menulis untuk berbagi.
Jika di postingan sebelumnya bertemakan komunikasi produktif, kali ini seputar kemandirian anak.

*Definisi*

Kemandirian berasal dari kata “independence” yang diartikan
sebagai suatu kondisi dimana seseorang tidak tergantung kepada orang lain
dalam menentukan keputusan dan adanya sikap percaya diri (Chaplin,
1996, hlm: 105 dalam ethesis.uin-malang.ac.id)

Menurut Gea (2002, hlm: 146 dalam ethesis.uin-malang.ac.id) mandiri adalah kemampuan seseorang
untuk mewujudkan keinginan dan kebutuhan hidupnya dengan kekuatan
sendiri.

*Pentingnya Kemandirian dan Pentingnya Melatih Kemandirian*

Dalam materi Bunda Sayang#2 "Melatih Kemandirian Anak" ditulis pentingnya melatih kemadirian anak.

Mengapa melatih kemandirian anak itu penting?

Kemandirian anak erat kaitannya dengan rasa percaya diri. Sehingga apabila kita ingin meningkatkan rasa percaya diri anak, mulailah dari meningkatkan kemandirian dirinya.

Kemandirian erat kaitannya dengan jiwa merdeka. Karena anak yang mandiri tidak akan pernah bergantung pada orang lain. Jiwa seperti inilah yang kebanyakan dimiliki oleh para enterpreneur, sehingga untuk melatih enterpreneur sejak dini bukan dengan melatih proses jual belinya terlebih dahulu, melainkan melatih kemandiriannya.

Kemandirian membuat anak-anak lebih cepat selesai dengan dirinya, sehingga ia bisa berbuat banyak untuk orang lain.

*Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Anak*

Menurut Dra. Mayke Sugianto Tedjasaputra, M.Si., dosen Psikologi Perkembangan Universitas Indonesia Jakarta (dalam https://ummukautsar.wordpress.com), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak :

1. Faktor bawaan
Ada anak yang berpembawaan mandiri, ada yang memang suka dan menikmati jika dibantu orang lain

2. Pola asuh
Bisa saja anak berpembawaan mandiri menjadi tidak mandiri karena sikap orang tua yang selalu membantu dan melayani.

3. Kondisi fisik anak
Anak yang kurang cerdas atau memiliki penyakit bawaan, bisa saja diperlakukan lebih “istimewa” ketimbang saudara-saudaranya sehingga malah menjadikan anak tidak mandiri.

4. Urutan kelahiran
Anak sulung cenderung lebih diperhatikan, dilindungi, dibantu, apalagi orang tua belum cukup berpengalaman. Anak bungsu cenderung dimanja, apalagi bila selisih usianya cukup jauh dari kakaknya.

*Tahapan Kemandirian ANAK USIA 1 – 3 TAHUN*

Menurut Dra. Michiko Mamesah, M.Psi dari Universitas Negeri Jakarta (dalam https://ummukautsar.wordpress.com) anak usia di atas satu tahun sudah memiliki lebih banyak kemampuan untuk menolong dirinya sendiri. Berbagai kemampuan motorik dan interaksi dengan lingkungan juga sudah lebih berkembang.

1. Minum dari gelas tanpa bantuan (mulai usia 15 bulan)

Stimulus : berikan gelas platik berisi air yang tidak terlalu penuh. Minta anak memegang sendiri dengan tangannya. Biarkan ia melakukannya sambil berdiri atau berjalan. Ganti jenis gelas (gelas bergagang dan tidak bergagang) untuk melatih motorik halusnya.

2. Memakai sendok untuk makan (mulai usia 18 bulan)

Stimulus : berikan sendok dan piring berisi makanan porsi kecil dan biarkan anak mencoba menyuap sendiri makanannya. Maklumi bila makanan masih tumpah dan berhamburan.

3. Membuka sepatu, celana dan baju sendiri (mulai usia 2 tahun) serta ristleting (mulai 3 tahun)

Stimulus : awali dengan melatih anak membuka sepatu tak bertali atau kaus singlet yang mudah dilepas. Tunjukkan cara menarik sepatu dari telapak kaki atau menarik kaus ke atas kepala. Ulangi contoh bila anak masih mengalami kesulitan. Bila anak sudah mahir, tingkatkan dengan baju berkancing. Ajari cara membuka dan menutup ristleting dengan hati-hati. Bila anak masih ragu, tunggu sampai ia bisa melakukan dengan benar sehingga terhindar dari trauma akibat terjepit ristleting.

4. Meraih gelas di atas meja dan meneguk minuman (mulai usia 2 tahun)

Stimulus : letakkan gelas berisi minuman dalam jangkauan anak, sehingga ia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri saat ia merasa haus. Bila sudah mahir, tingkatkan dengan memberinya contoh cara menuang air dari teko atau memencet tombol dispenser. Pada tahap ini, orang tua perlu berhati-hati ketika meletakkan minuman panas di atas meja dan disarankan mematikan tombol air panas pada dispenser.

5. Membuka pintu (mulai usia 2 – 2.5 tahun)

Stimulus : umumnya anak lebih mudah belajar dengan pengangan pintu bertangkai ketimbang bulat. Setiap anak akan keluar kamar, berikan contoh bagaimana cara memutar dan menarik gagang pintu, sambil dijelaskan dengan kata-kata sederhana. Letakkan tangan anak pada pegangan pintu dan bantu ia memutar ke arah yang benar.

6. Mengatakan ingin buang air (mulai usia 2 – 2.5 tahun)

Stimulus : cermati kebiasaan anak sebelum BAK dan BAB. Bila Anda melihat dorongan ingin BAK atau BAB, tanyakan kepadanya. Dorong ia untuk mengungkapkan kenginan tersebut. Ajak ia ke kamar mandi, dan jelaskan bahwa BAK dan BAB hanya dilakukan di kamar mandi meskipun si kecil belum bisa melakukannya sendiri.

*One Week One Skill*
Berdasarkan informasi yang sudah dipaparkan di atas, saya membuat program 1 kemandirian 1 minggu untuk anak laki-laki saya, Mufid, yang sekarang berusia 22 bulan 2 minggu. Program ini berisi 4 kemandirian utama yang ingin dilatih serta langkah-langkah melaksanakannya.

Meski berjudul "One Week One Skill", dalam penerapannya
dapat dilakukan bersamaan, tergantung kondisi anak.

🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️
InsyaAllah Mufid Bisa...
1. Berjalan sendiri (frekuensi digendong berkurang)
2. Makan sendiri
3. Toilet Training (mengatakan saat ingin BAK dan atau BAB)
4. Membuka pakaian sendiri
🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️👦🏃‍♂️

Alhamdulillah sekarang Mufid sudah bisa:
1. Berjalan sendiri (frekuensi digendong berkurang)
Kondisi sekarang : Mufid masih sering minta digendong terutama saat sedang rewel. Tapi kadang tidak ada apa2 minta gendong. Dengan berat yg sudah lebih dari 13kg, kami orang serumah mulai kewalahan.
Rencana : Saat Mufid minta gendong, pastikan sehat, tanyakan "Ada yang sakit? Kakinya sakit?", "Mau kemana?", apa yang bisa dibantu. Jika tetap minta gendong, buat kesepakatan berapa lama atau sampai mana gendongnya.

2. Makan sendiri
Kondisi sekarang : Mufid sudah bisa makan kudapan dengan bantuan tangan langsung misalnya roti, biskuit, wafer, pisang, dll. Untuk makan sendiri dengan sendok anak sudah bisa melakukannya tapi kadang saya masih kurang sabar atau sehingga kemudian saya suapi.
Rencana :
Minggu ke1 dan ke2 dalam sehari anak diberikan kesempatan makan sendiri min 5 suap.
Minggu ke3 dan ke4 dalam sehari anak diberikan kesempatan 2 kali makan sendiri min 5 suap.

3. Toilet Training (mengatakan saat ingin BAK dan atau BAB)
Kondisi sekarang : Mufid masih memakai diapers sekali pakai. Sudah bisa mengatakan sedang BAB tapi belum mau buang air di toilet
Rencana : Mufid dibiasakan memahami kapan ingin BAK atau BAB. Dalam sebulan saat tidur malam dan pergi pakai diapers.
Minggu ke1&2 tanpa diapers bangun tidur sampai sebelum tidur siang.
Minggu ke3&4 tanpa diapers bangun tidur sampai setelah isya (sebelum tidur malam).

4. Membuka pakaian sendiri
Kondisi sekarang : Sudah bisa melepas celana, topi, jaket (setelah dilepas resletingnya), kaos (dengan bantuan)
Rencana : Setiap sebelum mandi biarkan Mufid melepas pakaian, minimal celana, dan kaos dengan bantuan.

PR berikutnya adalah mengkomunikasikan program ini kepada ayah, tante, dan uti.
Bismillah. Semoga Allah memampukan dan memudahkan.

#Harikesatu
#Hari1
#Tantangan10Hari
#Level2
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian

Sumber :
Materi Bunda Sayang #2 "Melatih Kemandirian Anak"
Cemilan 1 Kemandirian - Bunda Sayang IIP
ethesis.uin-malang.ac.id
https://ummukautsar.wordpress.com/2009/05/03/membentuk-anak-mandiri-untuk-usia-0-3-tahun/amp/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar