Jumat, 31 Agustus 2018

"Aku Kedinginan"

Mufid bermain hewan-hewanan

Siang ini Mufid memainkan mainan hewan kecilnya. Disebutkan satu persatu namanya sambil didirikan. Kalau ada yang sulit, Mufid minta tolong pada saya, "Bun, untanya nggak bisa diri". Setelah berdiri semua, Mufid ambil mobil-mobilan. Mulailah Mufid berkisah. Mobil jalan-jalan sama temennya lihat hewan. Mungkin maksud Mufid seperti di Taman Safari.

Setelah beberapa lama, Mufid tampak memilih mainan lain, meninggalkan mobil dan hewan mainannya. O'ow.

Ibun ambil salah satu hewannya dan bilang, "Teman-teman. Kalau sampai malam kita di sini kita akan kedinginan. Brrrrr".
Lalu hewan lain bersahutan,
"Iya nih, kalau di sini terus kita bisa kedinginan. Aku mau pulang".
"Aku juga takut keinjek dan kedudukan kalau nggak pulang".
Saya membariskan beberapa hewan bersiap-siap menaruhnya ke kotak penyimpanan. Lalu Mufid ikut membariskan hewan lain dan bilang, "Aku juga mau pulang." Yesss! 😉 Alhamdulillah.

Kisah pun terus berlanjut sambil kami memasukkan satu persatu hewan dan mobil ke kotak penyimpanan masing-masing. Baru kemudian Mufid kembali bermain yang lain.

Kamis, 30 Agustus 2018

Berbeda


Sebelum tidur siang secara spontan saya mendongeng utk Mufid menggunakan mobil-mobilan sebagai tokoh dan settingnya buku "Sammy the Snake" tentang Shapes.

Dikisahkan ada 3 mobil yang sedang jalan-jalan dan istirahat untuk menikmati pemandangan. Ternyata yang mereka lihat berbeda. Ada yang melihat kupu-kupu dan daun, belalang, dan ulat.
Awalnya mereka saling menyalahkan namun setelah diamati yang dilihat memang beda. Akhirnya mereka sadar kalau main bersama lebih seru dan bisa melihat lebih banyak hal dibanding bermain sendiri.

Cerita terinspirasi dari gesekan yang makin panas menjelang Pemilihan Presiden (PilPres) 2019.

Rabu, 29 Agustus 2018

Gajah dan Badak



Di hari ke 4 ini saya masih mendongeng dengan tema sayuran karena Mufid perlu motivasi untuk makan sayur. Kali ini saya menggunakan boneka gajah dan badak yang entah pemberian siapa. Semoga Allah membalas kebaikannya. Aamiin.

Dikisahkan badak dan gajah sedang ngobrol, cerita tentang makanan kesukaannya. Supaya Mufid terlibat sesekali saya sisipkan pertanyaan seperti, "Mufid pernah lihat gajah?". Saya juga menyebut namanya dalam cerita. Badak, "Jah gajah, kalau Mufid mau sehat dan kuat seperti kamu, Mufid juga harus makan rumput?". Sukses membuat Mufid melirik saat bermain mobil-mobilan.

Tapi sepertinya cerita saya kali ini kurang menarik, ditambah Mufid tidak tidur siang. Tadinya saya mau bercerita malam sebelum tidur tapi melihat kondisi Mufid saya percepat waktunya. Next coba lagi mendongeng dengan persiapan yang lebih matang dan kondisi Mufid yang lebih baik.

Selasa, 28 Agustus 2018

Efek Dongeng Bagian 1

Mukanya nggak santai karena nggak mau difoto 😁

Kenapa saya tulis bagian 1? Karena besar harapan ada bagian-bagian berikutnya 😁.
Maha Baiknya Allah. Alhamdulillah setelah semalam saya mendongeng khasiat pisang dan ada pengalaman tidak enak saat pup keras, hari ini Mufid makan pisang. Meskipun hanya 3/4 bagian tapi ini kemajuan yang sangat berarti.

Saat Mufid makan pisang, saya coba tunjukkan ekspresi bahagia. Setelahnya saya dan Pia pisang (wayang buah) bilang terima kasih. Saya juga menyampaikan bahwa ini salah satu usaha Mufid agar pupnya tidak keras. Kita juga berdoa, minta sama Allah agar pup Mufid tidak keras jadi tidak sakit saat pup.

Semoga selanjutnya Mufid terus semangat makan buah dan sayur, seperti saat usia 6 bulan-1 tahun. 😊😊

Senin, 27 Agustus 2018

Pia dan Amel



Sebelum tidur Ibun mendongeng tentang Pia pisang dan Amel Apel. Awalnya Mufid mau pegang 1 wayang buah, lalu ingin pegang dua-duanya, lalu mau 1 saja. Hihi. Terserah Abang aja deh.

Inti ceritanya adalah Pia dan Amel bercerita tentang kehebatan masing-masing yang mengandung vitamin dan serat yang menyehatkan dan membantu supaya Buang Air Besar tidak keras. Diakhiri dengan sugesti "Mufid besok mau makan buah".


Semoga sugestinya berhasil besok 😊

Minggu, 26 Agustus 2018

Wayang Sayur dan Buah



Ketika mendapat tantangan mendongeng, yang terpikir adalah dongeng tentang sayur dan buah untuk memotivasi Mufid makan sayur dan buah. Suatu pagi Ibun nge-print gambar wortel, buncis, apel, dan pisang. Mufid bangun lalu kami menggunting dan menempel gambar ke kardus lalu menambahkan gagang es krim sebagai pegangan.

Setelah selesai membuat wayang saya mengambil meja dan kain penutup. Kita skip saja cerita di balik prosesnya ya ibuk-ibuk. Bayangin aja kerja bareng anak 2,5 tahun yg baru bangun. Hehe.

Saya nggak nulis skenario, mikirnya sambil ngapa-ngapain. Intinya Buni "Buncis" dan Woti "Wortel" berterima kasih pada Mufid karena kemarin sudah mau memakan mereka. Buni dan Woti menceritakan kelebihan mereka masing-masing. Mufid tampak antusias dan ingin meminjam wayang yang dimainkan. Meski hanya bertahan beberapa menit dan sisanya main sendiri.


Malamnya Mufid cerita pada Babeh bahwa ada mainan baru bernama Buni. Buni itu buncis. Lalu ia cerita sedikit tentang dongeng tadi. Alhamdulillah.

Kamis, 16 Agustus 2018

Semangat Mengamati!

Alhamdulillah. Senang rasanya di level 9 ini bisa setor 15 tantangan berturut-turut setelah 3 level sebelumnya ada beberapa yang rapel karena lupa, ketiduran, dll.
Saat baca materi "Think Creative" saya semangat karena buat saya pribadi ini lebih mudah dibanding sebelumnya yaitu cerdas finansial. Dan, bagi saya Mufid (anak saya) itu kreatif jadi sepertinya akan mudah mencari kegiatan dan menuliskannya. Selain itu saya mengulang strategi level-level awal agar tidak rapel setoran.

Strateginya adalah menuliskan laporan di hari sebelum setoran misalnya tulisan yang mau saya setorkan Jumat saya selesaikan di Kamis. Alhamdulillah berhasil.

Bismillah. Semoga di 3 tantangan berikutnya bisa 15 hari berturut-turut lagi. Semangat mengamati!


Jumat, 10 Agustus 2018

Pancake Pisang

Di rumah ada 2 buah pisang ambon yang sudah hampir busuk. Awalnya beli pisang ambon untuk mengurangi diare Mufid, eh anaknya belum mau makan pisang. Ibun mengajak Mufid mengolahnya menjadi pancake tanpa tepung. Tujuannya Mufid makan buah, karena sejak usia setahun lebih dan sempat sakit seminggu lebih, Mufid jadi susah makan buah. Ibun meniru resep di cookpad. Maafkan resep sesederhana ini saja menir, Ibun belum hobi masak.

Bahan-bahan :
▪ Pisang ambon
▪ Telur
▪ Mentega

Cara membuat :
▪ Lumatkan pisang
▪ campurkan dengan telur
▪ Panaskan di wajan yang telah dilumuri mentega

Alhamdulillah Mufid mau mencoba melumatkan pisang dengan ulekan MPASI dan garpu (mencoba bergantian), mencampur adonan dengan telur, menuangkan adonan ke wajan kecil. Yang masih menjadi PR kesabarannya menunggu sampai pancake matang. Hehe. Nggak apa-apa, namanya juga belajar. Sambil menunggu, saya usulkan agar Mufid mencuci peralatan yang sudah tak dipakai. Alhamdulillah Mufid mau.

Selesai memasak, saya puji Mufid karena mau mencoba membuat pancake dan mencuci peralatan masak. Dia tersenyum. Semoga apresiasi ini bisa mengasah kreativitasnya. Berdasarkan camilan 2 "Mengasah Kreativitas Anak" materi Think Creative, "Saat anak merasa diri nya bisa dan usaha mereka dihargai maka mereka akan berusaha lebih baik dan tidak takut untuk mencoba tantangan yang baru".

Makannya kapan? Setelah sholat magrib. Alhamdulillah habis 1. Komentarnya, "Ini sedikit asem, sedikit nggak enak, tapi enak, Bun".

Membaca kembali camilan 2 camilan 2 "Mengasah Kreativitas Anak" materi Think Creative, menurut saya ada beberapa hal dari kegiatan memasak ini yang dapat mengasah kreativitas anak. Pertama, mengisi waktu senggang dengan kegiatan kreatif. Kedua, mengurangi larangan. Saya biarkan Mufid memilih mau melumatkan pisang dengan garpu atau ulekan. Ketiga, bercerita dan bergurau. Saat memasak saya sisipkan cerita dan gurauan. Keempat, melakukan kegiatan sehari-hari, yaitu mencuci piring, bertanggung jawab setelah menggunakan. Kelima, memberikan apresiasi. Dan bonusnya, memasak dapat menambah kosakata serta meningkatkan bonding antara ibu dan anak. 😊



Kamis, 09 Agustus 2018

Coklat




Kemarin pagi Ibun ngaji jadi Mufid di rumah sama Uti. Ibun dapat cerita ini dari Uti. Tetangga rumah, Cici Abeth, menawarkan coklat sebelum berangkat kerja. Awalnya Mufid hanya mengambil 1 lalu Cici Abeth memberikan 5 coklat untuk Mufid.

Mufid : "Cokatnya (coklatnya) 1 buat Upi, 1 buat Uti, 1 buat Babeh, 1 buat Ibun, 1 buat ate"
Uti : "iya"
Mufid makan 1 coklat dan membuang bungkusnya ke tempat sampah.
Mufid : "Abis Ti, cokat Upi"
Uti : "Upi mau lagi?"
Mufid : "Iya"
Uti : "Yaudah makan aja"
Mufid makan lalu buang sampah
Mufid : "Babeh nggak puyang-puyang ya?"
Uti : "Iya, kan Babeh baru berangkat, pulangnya sore".
Mufid : "Ibun nggak puyang-puyang nih"
Uti : "Nanti abis adzan dzuhur"
Mufid : "Ate nggak puyang-puyang"
Uti : "Pulangnya nanti sore, sebelum Magrib"
Mufid melihat coklatnya.
Uti : "Upi masih mau coklatnya?"
Mufid : "Iya"
Uti : "Yaudah makan aja"
Mufid menghabiskan coklat koinnya.

Terima kasih saat punya makanan Mufid sudah ingat semua orang di rumah. InsyaAllah niat baiknya sudah dicatat. Nggak apa-apa kali ini khilaf, coklat memang sangat menggoda. Hihi.

Rabu, 08 Agustus 2018

"Karpet" Bubble Wrap


Malam tadi Mufid main ke rumah Uti Min. Setelah bosan main dengan adik Bara, sepupunya yang masih bayi, Mufid mencari mainan lain. Om nya memberikan bubble wrap bekas belanja di online shop. Mufid hanya tertarik sebentar, akhirnya saya taruh bubble wrap itu di lantai. Mufid berlarian sehingga menimbulkan suara. Kadang lari kencang, lari pelan, kadang jalan. Sepertinya Mufid sedang membedakan suara yang dihasilkan dari tiga pola langkah yang berbeda itu.

Selasa, 07 Agustus 2018

Mobilnya Parkir



Siang tadi Mufid main ke rumah Uti Min, adik Akung Mufid. Di sana Mufid main mobil-mobilan bersama Atenya. Saya berusaha menyuapinya supaya mau makan karena sudah 5 hari makannya sangat sedikit bahkan pernah tidak mau makan sama sekali sedangkan perutnya sedang tidak bisa berkompromi dengan susu UHT, minuman favoritnya.

Setelah main dengan semangat 15-20 menit, Mufid ke garasi dan memarkir mobil-mobilannya.
Mufid : "Mobilnya parkir, capek"
Ibun : "Ooh, mobilnya capek jadi parkir?"
Mufid : "Iya"
Ibun : "Kalau Mufidnya capek nggak?"
Mufid : "Iya"
Ibun : "Mufid capek?"
Mufid : "Iya, mau tidur"
Ibun : "Mainnya udah, mau tidur aja?"
Mufid : "Iya, ayo pulang"
Lalu kami pamit pulang.

Kreatifnya Mufid. Bilang mobil capek, mau istirahat padahal Mufid sendiri yang mau istirahat. Hehe.


Senin, 06 Agustus 2018

Bermain Kaos Kaki


Tadi malam saat Mufid tidur Ibun memakaikan Mufid kaos kaki supaya tidak kedinginan. Paginya Mufid melepas kaos kaki. Ibun iseng minta Mufid pakai lagi. Mufid mencoba beberapa kali tapi belum berhasil.

Lalu Mufid bermain peran. Pertama Mufid menjadikan kaos kaki warna putih itu sebagai adonan. Dia menarik-narik adonan sambil bilang, "Pertama-tama... Tambahkan bahan-bahannya. Masukan ke sini". Haha. Saya tertawa geli melihatnya menirukan Chef Rudi Khoirudin memasak. Iya, Mufid dan Babeh suka nonton acara masak.

Setelah selesai bermain masak-masakan, Mufid memasukkan kaos kaki ke tangan dan menjadikannya boneka tangan. "Halo", kata Mufid sambil menggerak-gerakan tangan kanannya ke arah kaki kanan yang sudah Ibun pakaikan kaos kaki terlebih dulu.

Mufid mencoba memakai kaos kaki


Minggu, 05 Agustus 2018

Ngobrol Kreatif

Ilustrasi diskusi 😁


Saya dan suami sama-sama suka bercerita walau kadarnya banyakan saya. Hehe. Saya bersyukur diberi suami pendengar yang baik. Rasanya dia selalu tahu kapan waktunya saya cuma butuh didengarkan, kapan saya butuh solusi, kapan butuh dibecandain aja. Saya suka cerita apaaa aja pada suami, kadang tentang keluarga, tetangga, teman, dll. Tapi saya dan suami berusaha mencari hikmah dari peristiwa tertentu, seperti pembicaraan dalam perjalanan pulang dari rumah Ibu Mertua malam tadi.

Saya membuka pembicaraan tentang statement salah satu kerabat, "Yaa Allah kenapa hidup gue sengsara gini pas tua (sudah pensiun tapi anak-anaknya masih sekolah dan kuliah), padahal gue nggak pelit sama orang tua (sekarang keduanya sudah meninggal)". Disitu saya berpikir, bener juga ya. Ada orang bilang jangan pelit sama ortu insyaAllah hidup kita penuh berkah, insyaAllah cukup. Tapi kalau dipikir lagi, apa tidak terlalu naif jika kita berpikir dengan hanya royal dengan orang tua maka kita kelak nggak akan cukup hidupnya? Saya dan suami diskusi tentang latar belakang kerabat tersebut dari mulai memilih jodoh, proses tumbuh bersama pasangan hidup, pola asuh, perencanaan keuangan dengan baik, dll. Semua itu menjadi pembelajaran untuk kami, menurut kami masih ada yang kurang ideal dan butuh perbaikan.

Kisah lainnya adalah kerabat yang enggan berbagi. Jangankan pada keluarga besar, pada adik2nya sendiri pun enggan. Anehnya kini dia sudah berkeluarga dan punya anak tapi perilaku pada ibunya kurang baik, terutama terkait dengan finansial. Saya dan suami diskusi kira2 faktor apa yang menyebabkan perilaku itu muncul. Tersebutlah pola asuh tapi suami saya berpendapat pasti ada kejadian tertentu yang menjadi trigger atas perilaku yang kurang menyenangkan itu.

Setelah itu kami berdua berdoa supaya kami sekeluarga dijauhkan dari perilaku-perilaku yang kurang baik.

Sabtu, 04 Agustus 2018

Balapan pom-pom

Ekspresi bahagia Mufid menang balapan pom-pom


Pertengahan Juli Mufid sudah 2,5 tahun tapi kami belum berhasil wwl. Bulan Juni kami sepakat nggak nen bulan Agustus tapi qadarullah 30 Juli Mufid diare sampai hari ini. Sekarang mulai tahap pemulihan tapi Mufid masih susah makan sehingga masih lemes dan makin sering minta nen. Kadang saya berusaha mengalihkan perhatiannya dengan aktivitas lain.

Hari ini kami main pom-pom untuk menunjukkan mana gambar segitiga di antara gambar bentuk lingkaran. Mufid berhasil lalu tampak bosan. Saya punya ide spontan yaitu balapan pom-pom. Kami eksekusi dan berhasil mengalihkan perhatiannya sampai tiba waktu tidur (sambil nen). Alhamdulillah.

Jumat, 03 Agustus 2018

Z



Mufid bermain puzzle huruf


Mufid sedang suka bermain puzzle huruf. Saat menaruh huruf Z...
Mufid : "Ini untuk apa?"
Ibun : "Huruf apa? Huruf Z"
Mufid : "Z untuk apa?"
Oooh, Ibun baru mengerti pertanyaan Mufid. Beberapa hari lalu saya menyanyikan beberapa huruf dan menyebutkan nama benda yang diawali huruf tertentu.
Ibun : "Z untuk Zebra"
Mufid : "Bukan"
Ibun : "Untuk apa dong?"
Mufid : "Tobot Z"
Ibun tertawa 😆

Kamis, 02 Agustus 2018

Termometer

Dini hari Mufid terbangun 2 x karena ingin BAB. Wajahnya sudah lebih segar tapi badannya masih lebih panas dari biasanya. Sekitar pukul 6 pagi saya cek suhu badannya di ketiak. Sayang, Mufid terbangun. Lalu ia meminjam termometer dan mencoba di perut dan dada. Hihi. Kemudian saya memberi tahu tempat menaruh dan cara memakai termometer digital itu. Mufid mencobanya sendiri dan sabar menunggu hingga termometer berbunyi. "2,8 centi", kata Mufid 😅

Rabu, 01 Agustus 2018

Halaman Buku



Mufid suka membaca buku, salah satu buku favoritnya adalah salah satu seri Confidence in Science yaitu "Apa saja yang Melindungi Tubuh Kita?" Bagian yang paling ia suka adalah tentang Raja yang buang angin, apalagi jika dibaca dengan e-pen (elektronik pen). Mufid menjelajahi semua bagian di halaman tersebut hingga saya tercetus ide agar Mufid mencoba menyentuhkan epen di nomor halaman. Saya minta ia mengingat-ingat nomor halaman itu agar saat ingin baca bagian tersebut, tinggal sebutkan halamannya dan minta tolong orang yang di dekatnya mencarikan.

Ketika selesai membaca, saya tanya, "Upi, Raja kentut di halaman berapa?", Mufid menjawab "12". Yeay! Alhamdulillah.