Selasa, 31 Juli 2018

Roti Coklat



Siang tadi Mufid diare. Setelah muntah dan pup, Mufid minum air hangat lalu tidur karena lemas. Bangun tidur, minum teh manis hangat dan memilih makan roti dibanding nasi soto ayam (padahal itu makanan kesukaannya). Tapi, Mufid minta roti coklat sementara roti kasur yang ada di rumah polos, manis jambu. Akhirnya Ibun usul bagaimana kalau rotinya dibelah lalu dikasih mentega dan meses? Alhamdulillah Mufid setuju dan mau memakannya. Baru makan beberapa suap, Mufid menyudahinya. Tidak apa-apa yang penting tubuh Mufid sudah menerima asupan. Lekas sembuh ya, Mufid anak sholih.

Senin, 30 Juli 2018

Makan Es Krim


Kemarin sore saya, Mufid, dan Ate makan es krim bersama. Saya dan Ate sudah habis sementara Mufid masih berusaha menghabiskan es krim tanpa mengigit cone. Setelah coba diemut2, dihisap, dipukul2, akhirnya dia gigit cone sampai es krimnya kena. Hehe. Saya dan Ate tertawa melihat tingkah kreatifnya.

Saya dokumentasikan dengan video tapi lama sekali ingin diupload jadi fotonya saja deh yang diupload.



Minggu, 29 Juli 2018

Perosotan



Tadi malam sepulang silaturrahim ke Pakdenya Mufid kami makan di sebuah resto cepat saji. Sambil menunggu Babeh memesan makanan saya menemani Mufid main perosotan. Qadarullah, kali ini kami harus menunggu lebih lama untuk menyantap makanan. Mari kita anggap ini rejeki Mufid untuk latihan berseluncur lebih lama.

Perosotan itu licin, agak curam, dan kaos Mufid juga licin sehingga Mufid butuh dibantu di awal agar tidak tersungkur. Babeh mengingatkan agar saya menjauh atau tidak terus membantu. Saat saya coba, Mufid hampir tersungkur atau nggeledak (kepala jatuh lebih dulu). Saya bilang pada Mufid untuk coba beberapa cara agar sampai di bawah dengan aman. Sempat ia terlalu nunduk sehingga hampir terbentur sisi mainan lain. Lalu Mufid coba tiduran, pegangan tepi perosotan, bilang pada diri sendiri "Hati-hati, pelan-pelan". Saat jatuh ia bilang, "gagay (gagal)" haha.

Puncaknya, ia menemukan suatu cara dan berhasil berhenti di ujung perosotan dengan aman. Mufid bilang, "Bun. Kalo kaki kanan (sambil nunjuk kaki kiri) diangkat, kaki kiri (sambil nunjuk kaki kanan) yuyus (lurus), nggak jatuh." MasyaAllah, anak sholihnya Ibun 😍 "Iya, Sayang? Ooh begitu? Jadi Mufid sudah tahu cara biar nggak jatuh? Hebat!" Jawab saya sambil mencium pipinya. Saya tidak sempat mengabadikan karena masih takut Mufid jatuh. Lalu Mufid mencoba lagi tapi pendaratan tak semulus sebelumnya. Hihi. Tidak apa. Yang penting Mufid tak bosan mencoba cari cara terbaik dan keberanian naik perosotan tanpa dijaga meningkat. Alhamdulillah.

Sabtu, 28 Juli 2018

Sarung Guling

Senangnya hari ini Babeh pulang setelah 4 malam menginap untuk pekerjaan kantor. Ibun, Mufid, dan Babeh siap-siap tidur. Setelah bercakap-cakap sebentar, Ibun mengganti sarung guling dan bantal, menyusul seprei yang sudah lebih dulu diganti. Melihat sarung guling besar diganti dengan motif mobil, Mufid minta ganti sarung guling kecilnya dengan motif mobil. Saya sudah ngantuk dan berusaha bilang besok kita cari ya, Ibun nggak punya sarung guling kecil gambar mobil. Tapi Mufid terus merengek hingga akhirnya Babeh usul menyarungi guling kecil dengan sarung guling besar. Alhamdulillah Mufid setuju dan suka.

Setelah sarung gulingnya diganti, Ibun menaruhnya di samping guling besar yang Babeh jadikan tumpangan kaki. Saya mempersilahkan Mufid bobo di samping babeh dan menumpangkan kakinya seperti Babeh. Mufid senyum, sepertinya ia senang.

Terima kasih Babeh. Lulus uji jadi suami kreatif untuk kesekian kalinya 😘

Jumat, 27 Juli 2018

Solutif

Kemarin Mufid main di rumah Uti Min (adik almarhum ayah saya). Mufid memainkan bola besar (gym ball) di dalam rumah, membawanya (menendang dan mendorong) keliling rumah. Saya memintanya untuk tidak main di ruang tamu karena sempit, banyak kursi dan meja. Selain itu, ada Tantenya Mufid yang sedang memberikan ASI untuk bayinya.

Tapi apa yang Mufid lakukan? Dia mengangkat bola pelan-pelan lalu menjatuhkannya lagi. Ya, Mufid mencari solusi atas masalahnya. Hebat! 😍




Sabtu, 14 Juli 2018

Berbagi


Kurang lebih selama 4 bulan terakhir, setiap Jumat saya, Mufid, dan Ate merutinkan berbagi pada yang kurang mampu. Kami berusaha memberikan pada anak-anak pemulung/anak penjual kerupuk tuna netra atau kakek/nenek pemulung. Kami berbagi makanan dan minuman, pernah juga berbagi buku. Hari ini ditambah berbagi uang ke panti. Saya ajak Mufid memasukkan uang ke kotak amal di depan panti asuhan. Uang yang diberikan adalah uang yang Mufid sisihkan dari THR. Semoga kelak ia paham, rejekinya (uang THR) itu bukan sepenuhnya miliknya tapi ada bagian orang yang kurang mampu di dalamnya.

Mufid menunjukkan ekspresi senang setelah memasukkan uang ke kotak, senang setelah berbagi makanan dan minuman. Alhamdulillah.

Entah sudah paham atau belum namun saya sampaikan bahwa berbagi adalah satu cara bersyukur atau berterima kasih pada Allah karena Allah sudah ngasih Mufid makanan, minuman, uang. Sementara ada teman-teman/ kakak-kakak di luar yang makan atau minumnya nggak sebanyak Mufid. Makannya bisa jadi 1x 1 hari, kalau Mufid 2-3x sehari. Mufid punya uang untuk beli mainan dan buku, kakaknya perlu nabung lebih lama.


Jumat, 13 Juli 2018

Jajan

Suatu sore saya, Mufid, dan Ate Mufid mampir ke mini market yang ada ATMnya untuk ambil uang. Setelah ambil uang, Ate menawarkan jajanan pada Mufid.
Ate : "Mufid mau apa?"
Mufid : "Enggak kok Mufid nggak mau apa-apa"
Sontak kami tertawa.
Ate : "Nggak apa-apa kalau Mufid mau Ate beliin"
Mufid : "Mufid masih punya di rumah"
Ate : "Ini? (Astor)"
Mufid : "Ada di kulkas"
Ate : "Mau wafer?"
Mufid : "Ada kok di yaci (laci)"
Akhirnya Mufid menyerah pada choco pie. Hahaha

Ini bukan kali pertama Mufid menolak (di awal) ketika ditawari jajanan. Semoga kebiasaan baik ini bertahan lama. Semoga keinginan untuk jajan Mufid biasa-biasa saja dan tak mudah meminta saat diajak ke toko.

Kamis, 12 Juli 2018

Kacamata



Beberapa hari lalu kami pernah pergi ke supermarket bahan bangunan untuk membeli kran air. Di sana Uti melihat kacamata yang cocok untuk Mufid. Setelah pilih-pilih dan ada yang pas, saya belikan karena pernah janji dan belum ditepati. Kenapa perlu kacamata hitam? Mencegah kelilipan dan silau saat naik motor. Itu yang pernah kami bicarakan sebelumnya.

Kemarin sore saya, Mufid, dan Uti pergi ke toko yang sama. Mufid bilang, "Yah Upit lupa pake kacamata. Beli lagi aja deh". Saya dan Uti tertawa lalu kami jelaskan tidak perlu beli lagi karena sudah punya. Lain kali diingat-ingat untuk pakai kacamata sebelum pergi naik motor. Alhamdulillah Mufid mengerti.

Alhamdulillah Mufid sedikit demi sedikit belajar membedakan keinginan & kebutuhan.

Rabu, 11 Juli 2018

Syukur



Malam ini setelah membaca doa sebelum tidur, Mufid saya ajak review tentang hari ini apa yang membuatnya senang. Salah satunya adalah kacamata baru yang dibeli saat menemani Ibun dan Uti beli peralatan kamar mandi.
Mufid, "Alamduyiyah (Alhamdulillah). Yaa Allah, timatatih (terima kasih) kacamata barunya. Mufid tuka (suka)".

Kenapa saya masukan kisah syukur di sini? Karena kata Allah,
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim : 7)

Selasa, 10 Juli 2018

Belajar Berencana



Saat Ibun, Babeh dan Mufid sedang main, Ibun menceritakan keinginan Mufid pergi ke BFC Mini Farm pada Babeh. Ibun menyampaikan total harga tiket dan uang yang Mufid punya. Mufid (29 bulan) belum paham jumlah uangnya. Hehe.

Ibun : "Kalau untuk pergi bertiga, uang Mufid belum cukup"
Mufid : "Ada kok uangnya "
Ibun : "Iya tapi kurang. Gimana ya?"
Mufid : "Upi punya uangnya 2, 3, 4..." hihi
Ibun : "Hmm...bagaimana kalau Upi nabung dulu sampai uangnya cukup baru kita pergi?"
Mufid : "ketuju (setuju)"
Ibun : "Babeh setuju?"
Babeh : "Setuju"
Ibun : "Oke, besok Upi mulai nabung ya"...

Senin, 09 Juli 2018

ATM



Di suatu malam Ibun, Mufid dan Babeh naik motor mencari toko helm dan sebelumnya mampir ke minimarket. Mufid BAK sementara Babeh ambil uang dan membeli minuman. Setelah BAK, Mufid melihat mesin ATM. Mufid meminta saya ambil uang karena ia ingin bantu mengambil uang dan mengambil kartu setelah transaksi selesai. Saya sampaikan bahwa Babeh sudah ambil untuk beli helm dan Ibun masih punya uang untuk belanja jadi tidak perlu ambil. Butuh beberapa kali penjelasan sampai akhirnya Mufid tidak lagi meminta saya ambil uang di ATM.

Ya, kalau saya bertransaksi di ATM saya izinkan Mufid membantu. Bahkan Mufid sudah sangat jelas mengucapkan kata ATM, kadang versi lengkapnyan, "ATM Mandiyi" 😁😁

Saya sampaikan, entah ia paham atau tidak. ATM itu isinya uang Babeh, yang ngasih Allah. Tapi supaya Babeh dapat uang babeh harus berusaha, harus kerja, sambil minta juga sama Allah. Mufid dan Ibun juga minta sama Allah.

Sabtu, 07 Juli 2018

Mufid Mau Main

Acara TVRI yang Ibun dan Mufid tonton

Hari ini saya menemani Mufid nonton siaran "Aku Anak Indonesia" di TVRI tentang "BFC Mini Farm". Ada peternakan landak mini, lobster, kelinci, dan lain-lain. Pengunjung bisa berinteraksi langsung sambil bermain atau memandikannya (kecuali lobster).

Mufid tertarik dengan tempat itu,
Mufid : "Upi belum kesana, Bun"
Ibun : "Iya, belom. Mufid mau kesana?"
Mufid : "Mau"
Ibun : "Mau ngapain?"
Mufid : "Mau main sama kelinci, landak, kucing, kura-kura"
Ibun : "Mufid berani?"
Mufid : "Berani"
Ibun : "Masuknya harus beli tiket dulu. Bayarnya pakai apa?"
Mufid : "Pakai uang. Kan mufid punya uang"
Ibun : "Mana uangnya?"
Mufid : "Yang itu, yang ibun simpen"
Ibun : "Oh iya, ada. Tapi Mufid kesana kan sama ibun sama babeh. Ibun dan babeh gimana bayarnya?"
Mufid : "Kan ada uang Upi"
Ibun : "Upi mau beliin tiket ibun?"
Mufid : "Mau"
Ibun : "Terus babeh gimana?"
Mufid : "Upi punya uang kok"
Ibun : "Upi mau beliin babeh juga?"
Mufid : "Iya"
Ibun : "Mufid baik sekali"
Mufid : mengangguk
Ibun : "Coba nanti kita tanya babeh dan hitung dulu ya uangnya cukup atau enggak buat main di sana"
Mufid : "Iya" sambil lanjut nonton

Saat menulis percakapan ini saya senakin sadar kecerdasan finansial saya harus lebih diasah. Sepertinya akan lebih baik kalau saya bisa mencontohkan membuat mini budget untuk berwisata.

Jumat, 06 Juli 2018

Celengan dan Bank

Ilustrasi Mufid menabung

Suatu siang saya mengajak Mufid (29 bulan) ke bank untuk menabung. Saya sampaikan ke Mufid mau menitipkan uang di bank.
Mufid : Upi juga punya di rumah, keyengan (celengan). Kok kita nabung di sini, Bun?
Ibun : Iya, Pi. Nabung bisa juga di bank, nggak harus di celengan yang di rumah.

Tiba giliran kami maju ke teller.
Mufid : hmmm..ini apa?
Ibun dan Teller : Ini bank.

Selesai dari teller
Mufid : Uangnya Ibun mana?
Ibun : Dititip ke tante yang tadi untuk disimpan.

Hehe. Rupanya Mufid masih bingung dengan kegiatan menabung di bank.

Kamis, 05 Juli 2018

THRku

Mufid dan uang THRnya


Mufid dan pos 3Snya

Hari ini setelah mandi, Ibun membawa uang THR Mufid yang belum dipakai sama sekali. Saya ingat sebelum lebaran tantenya memberikan uang pada Mufid tapi Mufid bingung dan sempat menolak. Setelah diberi pengertian, uangnya ia terima dan dititipkan ke Ibun. Hehe.

Ibun: Upi, ini uang dari Uti, Ate, Tante, PakDhe. Semuanya dititipin sama Allah. Kalau Allah nitipnya bukan untuk Mufid, Mufid nggak punya uang ini.
Mufid : (berusaha mencerna)
Ibun : Uang ini dari mana?
Mufid : Allah.

Ibun : Nah, Mufid mau pakai untuk apa uangnya?
Mufid : Beli buku cama mainan (emaknya happy. Ternyata "beli buku" sudah terinternalisasi. Haha)
Ibun : Terus?
Mufid : hmmmm
Ibun : Mau ditabung kayak Shalihah?
Mufid : Mau
Ibun : Mau untuk berbagi (note, beberapa kali saya mengajak Mufid berbagi makanan dan minuman pada pemulung di hari Jumat)?
Mufid : Mau
Ibun : Berapa yang mau dipakai untuk beli buku?
Mufid : yima yibu yima yatus (lima ribu lima ratus, sambil pegang uang seratus ribu). Ini ini ini (mengambil semua uang di meja)
Ibun : Untuk nabung?
Mufid : (uang ditaruh kembali ke meja) Ini juga, ini juga (mengambil lagi semua uangnya)
Ibun : Untuk berbagi?
Mufid : (uang ditaruh kembali ke meja) Yang ini, sama yang ini. (mengambil lagi semua uangnya)

Ibun : Ayo kita bagi tiga uang Mufid, ini untuk berbagi (sharing), ditabung (saving), dan yang ini boleh dipakai (spending). (Ibun membagi tiga sesuai prinsip 3S).

Rabu, 04 Juli 2018

Aku Suka Menabung

Tantangan BunSay IIP level 8 ini lagi-lagi membuat saya berkaca bahwa saya belum menjadi contoh yang baik oleh karenanya harus terus belajar menjadi lebih baik. Sambil saya belajar, saya harus mencari cara untuk mengajarkannya pada anak. Berapa banyak pun materi yang didapat kalau tidak pandai mengelola pasti habis entah kemana, karenanta dibutuhkan keterampilan dalam mengelolanya, cerdas finansial.

Saya mengawali tantangan pertama dengan membacakan Mufid (29 bulan) salah satu seri Halo Balita "Aku Suka Menabung". Diceritakan Saliha ingin beli buku tapi ibu tak punya uang lalu ibu menyarankan Saliha untuk menabung tapi Saliha sempat tergoda menjajankan uang tabungan yang diberi ibu, bagaimana kelanjutannya? Laaah! Ibun lagi review buku? Hahaha.

Kembali lagi ke tantangan BunSay, dari cerita itu saya ajak Mufid berpikir kalau ingin sesuatu butuh waktu dan usaha. Tidak semua dapat dipenuhi seketika. Mufid pernah saya berikan uang untuk menabung tapi saya belum konsisten memberikannya. PR lagi untuk saya.


Mufid (29 bulan) dibacakan buku tentang "cerdas finansial" sebelum tidur