Kamis, 01 Februari 2018

Si Kecil Penyerap Suara

Tak terasa sudah masuk game level 4 IIP kelas BunSay yang saya ikuti. Masih ada 8 bulan ke depan, masih harus lebih semangat dan konsisten dalam belajar menjadi Ibu profesional.

Tantangan level #4 adalah menuliskan hasil pengamatan terhadap gaya belajar anak. Subjek saya dalam pengamatan kali ini adalah Mufid (laki-laki) yang bulan Januari kemarin berusia 2 tahun.



Faktor yang dapat mempengaruhi gaya belajar anak yaitu gen dan lingkungan. Lingkungan disini dapat diartikan sebagai orang tua yang menjadi pusat perhatian anak, yang segala gerak-geriknya ditiru anak. Mengapa lingkungan berperan penting? Karena anak perlu bantuan stimulus dari orang tua untuk menumbuhkan fitrah belajarnya yang dibawa saat lahir ke dunia. Stimulus yang diberikan sebaiknya beragam karena informasi akan terserap anak dengan lebih baik semakin banyak panca indera yang digunakan. Dalam proses pemberian stimulus tersebut, orang tua diharapkan sekaligus melakukan pengamatan agar mengetahui gaya belajar anak yang dominan atau apa tipe gaya belajar anak. Apakah anak cenderung bertipe visual, auditori, atau kinestetik.

Apa pentignya orang tua mengetahui tipe gaya belajar anak? Supaya dapat membantu menemukan strategi belajar yang tepat. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik.

Kali ini saya akan menuliskan beberapa stimulus yang sering saya dan suami berikan serta hasil pengamatan kami selama 2 tahun menjadi orang tua. Mohon maaf jika terlalu panjang narasi dan bumbu-bumbunya 😁

Beberapa bulan setelah menikah (Juli 2015) saya dan suami pindah ke rumah sendiri di Depok, jauh dari rumah orang tua saya di Ciledug dan tidak terlalu dekat dengan rumah mertua di Jagakarsa. Saat hamil dan melahirkan pun kami tinggal di sana. Januari 2016 Mufid lahir, saya dan suami mengurus Mufid berdua saja kecuali jika orang tua dan adik saya menginap saat weekend atau saat saya dan suami menginap di rumah orang tua. Qadarullah akhir Desember 2016 Ayah saya meninggal dunia sehingga saya dan suami memutuskan untuk pindah ke Ciledug lagi sementara waktu dan Juli kami putuskan untuk menetap di Ciledug menemani ibu dan adik perempuan saya. Kebetulan rumah ibu saya juga dekat dengan rumah adik ayah saya sehingga Mufid lebih banyak yang menemani bermain. Mengapa bagian ini saya ceritakan? Karena saya akan bagi menjadi 2 cerita, saat di Depok dengan kondisi sehari-hari bertiga saja dan saat di Ciledug yang lebih banyak orang dewasa.

Depok, Mufid berusia 0 - 12 bulan
Stimulus yang kami berikan (minim paparan televisi) :
♡ Banyak ngobrol apapun aktivitasnya
♡ Baca buku bersama
♡ Baca buku dengan elektronik pen (audiobook)
♡ Memperdengarkan mu'rotal
♡ Menyanyikan lagu anak atau lagu gubahan sendiri
♡ Membuat tepuk sederhana
♡ Menciptakan musik sederhana dengan barang-barang bekas (misal: biji kacang hijau yang dimasukkan ke dalam botol) atau barang yang ditemui di sekitar (memukul-mukul meja kayu)
♡ Role play dengan boneka
♡ Berjalan-jalan keliling komplek sambil mengenalkan hewan dan tumbuhan yang dilihat
♡ Mengajak anak "bermain" bersama teman sebaya dan juga yang lebih dewasa
♡ Merangkak bersama
♡ Memberikan mainan yang bisa digigit (teether)
♡ Memberikan mainan yang berwarna-warni (contoh: donat mainan)
♡ Memberikan mainan yang bisa bersuara (contoh: kerincingan)
♡ Memberikan mainan yang bisa bergerak (contoh : bola)
♡ dll

Ciledug, Mufid berusia 12 bulan sampai sekarang
Stimulus yang kami berikan :
♡ Ngobrol tentang apa saja
♡ Role play dengan boneka
♡ Buku
♡ Buku dan elektronik pen
♡ Video edukasi
♡ Memperdengarkan dan menyanyikan lagu-lagu anak
♡ Mu'rottal
♡ Latihan motorik halus seperti menuang air dari beberapa macam wadah
♡ Permainan yang menstimulus motorik kasarnya seperti menendang bola ke gawang, melompat mengambil benda, dll.
♡ Memberikan mainan yang berwarna-warni (contoh: jepit pakaian dan kertas warna)
♡ Memberikan alat musik (contoh: keyboard)
♡ Memberikan mainan yang bisa bergerak (contoh : mobil-mobilan, bola besar)
♡ Mengajak anak berkenalan dengan hewan jinak seperti kucing dan kelinci
♡ Melakukan percobaan sains sekaligus mengenalkan konsep sederhana seperti tenggelam dan mengapung, membuat ombak di bak mandi, dll.
♡ Mengenalkan anak dengan lebih banyak orang dewasa seperti dalam arisan keluarga dan reuni teman babeh/ibun
♡ Mengenalkan anak dengan lebih banyak area bermain dan belajar seperti playground, kolam renang dan kebun binatang
♡ dll

Hal di atas adalah beberapa stimulus yang kami berikan secara berulang. Ada yang dilakukan Mufid dengan antusias, ada yang kurang antusias. Jika bicara tentang faktor keturunan, saya dominan visual sementara suami saya dominan auditori.

Hasil pengamatan kami terhadap gaya belajar Mufid adalah dominan auditori, disusul dengan visual. Dua kriteria auditori yang mencolok adalah Mufid mudah terganggu dengan keributan dan cepat mengikuti nada atau irama lagu yang diperdengarkan.

Referensi:
Materi #4 Kelas Bunsay, Memahami Gaya Belajar Anak, Mendampingi dengan Benar

#harike1
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP

3 komentar:

  1. Wow keren kk mufid, pinter ya 😊

    BalasHapus
  2. wuoww...detilnyooo mba put...referensi stimulusnya mas mufid lengkap niih

    BalasHapus